TEBING TINGGI, Sumutrealita.com - Sebanyak 107 stan pameran turut memeriahkan Musabaqah Tilawatil Qur'an (MTQ) ke-37 Tingkat Provinsi Sumatera Utara (Sumut) yang berlangsung sejak 5 hingga 11 September 2020 di Lapangan Merdeka Kota Tebing Tinggi. Mulai dari stan pemerintah kabupaten/kota se-Sumut, stan BUMN, BUMD hingga stan sejumlah OPD Pemerintah Kota Tebingtinggi.
Berbagai barang menarik pun dipamerkan, mulai dari hasil kerajinan tangan, aneka jajanan dan kuliner tradisional, oleh-oleh, hingga teknologi dan hasil produk pertanian ikut dipamerkan. Semuanya itu dapat dilihat, dibeli atau bahkan dinikmati langsung oleh para pengunjung yang datang ke arena MTQ.
Karena itu, selain dapat mendengarkan secara langsung indahnya lantunan ayat-ayat Alquran yang dibacakan para qari/qariah dan hafiz/hafizah, para pengunjung dapat melihat-lihat berbagai barang menarik yang dipamerkan dan juga membelinya jika ingin memilikinya.
Menurut Wakil Walikota Tebingtinggi Oki Doni Siregar yang juga Ketua Panitia MTQ ke-37 Sumut, stan pameran di MTQ ke-37 Sumut ini didominasi stan dari UMKM di daerah ini. Tujuannya untuk membantu para pelaku UMKM agar tetap produktif dan meningkatkan pendapatannya. Apalagi hingga saat ini tidak sedikit UMKM di Tebingtinggi yang terkena dampak pandemi Covid-19.
"Lebih 80 stan itu untuk UMKM, sisanya dari dinas Pemko Tebing Tinggi, kabupaten dan kota, BUMN dan BUMD. Ini kita lakukan untuk memberikan stimulus kepada UMKM yang terdampak besar secara pendapatan selama pandemi Covid-19," ujar Oki Doni, Senin (7/9/2020) di Arena MTQ ke-37 Sumut.
Ada Pisang dan Singkong Besar
Salah satu stan yang menarik pengunjung adalah stan Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Pemko Tebingtinggi. Di stan ini terdapat pisang kepok keling yang berukuran cukup besar. Pisang keling Tebingtinggi ini mampu menghasilkan 15-18 sisir per tandan dengan besar buahnya rata-rata 10 cm.
Selain itu, ada juga singkong hasil sambungan dengan umbi yang luar biasa besar. Singkong ini merupakan hasil dari teknik vegetatif, menyambungkan singkong karet untuk bagian atas dan singkong roti bagian bawah.
"Singkong ini umbinya mencapai 25-30 kg per batang. Kalau hanya bagian bawahnya saja, singkong roti hanya sekitar 15 kg. Itulah kenapa kita pilih singkong karet, karena singkong karet daunnya lebat yang bagus untuk meningkatkan besar dan bobot umbinya," kata Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Tebingtinggi Marimbun Marpaung saat diwawancara di stan pameran.
Menurut Marimbun, pihaknya juga telah membentuk hilirisasi produk seperti membuat kripik, tepung dan lainnya. Selain itu, berbagai bibit tanaman, seperti pisang ini juga menjadi incaran daerah-daerah lain di Sumut.
"Pisang ini paling laris, ini baru saja habis. Bukan hanya buahnya, daerah lain banyak yang membeli bibitnya. Kalau keripik ini malah sudah rutin dikirim 200-300 kg ke Medan dan Jambi," ungkap Marimbun
Singkong ini juga salah satu produk yang banyak dicari untuk tepung dan juga bahan baku keripik yang dikelola UMKM. Hal ini sesuai misi Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Tebingtinggi untuk meningkatkan nilai produk mereka dan membuka lapangan kerja.
"Lahan kita tidak banyak untuk pertanian, sawah itu 230,29 ha, lahan darat itu 660 ha. Jadi kita harus berinovasi memanfaatkan lahan yang tidak luas itu. Karena itu produk yang kita hasilkan seperti ini," tambah Marimbun.
Selain produk bahan dasar, Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Tebingtinggi juga mengembangkan lele dengan teknik bioflok. Selain itu, juga ada produk olahan air kelapa murni atau virgin coconut oil (VCO).
"VCO ini berkualitas ekspor. Tetapi kita belum bisa mengekspor karena kurangnya kuantitas, tetapi produk ini laris karena begini saja sudah memiliki banyak khasiat," kata Marimbun.
Salah satu pengunjung yang datang, Siti Marini mengaku tertarik melihat pisang dan singkong yang berukuran tidak biasa. Siti penasaran dengan dua produk unggulan Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Tebingtinggi ini.
"Melihat pisang dan ubi besar kayak gini saya penasaran. Ternyata pisangnya ukurannya besar dan rasanya juga enak. Ini cocok untuk dibuat keripik. Saya juga beli bibitnya untuk ditanam di rumah," kata Siti. (Bal)
Post a Comment
Facebook Disqus