Dilihat 0 kali
BATAM, Sumutrealita.com – Di tahun 2019 ini, kondisi perekonomian Provinsi Kepri membaik meskipun peningkatannya lambat, karena masih dalam tren peningkatan sejak pertengahan 2017.
Tahun 2017 lalu merupakan saat terpuruk bagi Kepri, karena mencatatkan pertumbuhan ekonomi 2,01 persen. Jauh dari pertumbuhan ekonomi nasional 5,01 persen.
Pada triwulan III 2019, ekonomi Kepri tumbuh 4,89 persen. Angka ini kembali mendekati pertumbuhan ekonomi nasional yang tercatat 5,02 persen.
Kepala Bank Indonesia Kantor Perwakilan Provinsi Kepri, Fadjar Majardi mengatakan sampai akhir tahun ekonomi Kepri diprediksi tumbuh 4,65-4,8 persen. Berada di titik tengah rentang proyeksi yang ditetapkan di awal tahun yakni 4,5-5,0 persen.
“Dorongannya dari domestik, konsumsi rumah tangga dan net ekspor. Ekspor secara umum terkontraksi tapi impor menurun dalam,” kata Fadjar dalam Pertemuan Tahunan BI 2019 di Hotel Radisson Batam, Senin (16/12/2019).
Ia menjelaskan, perekonomian Kepri sebenarnya tergantung pada ekspor. Dan negara tujuan ekspor terbesar adalah Singapura. Ketika ekonomi Singapura drop, pertumbuhannya rendah, ekspor Batam juga berpengaruh.
“Sehingga orang yang mau investasi juga nanti dulu. Bukan berarti investasi tidak ada, tetap ada, tapi pertambahannya kecil. Melemah sedikit, tapi masih jalan,” ujarnya.
Menurut Fadjar, indikasi perang dagang Amerika-Tiongkok berpengaruh cukup positif terhadap perekonomian Kepri. Karena salah satu lokasi pengalihan investasi di samping Vietnam adalah Indonesia. Dan di Indonesia, pengalihannya banyak masuk ke Kepri.
“Dua tahun terakhir perekonomian dunia melemah, tapi ekspor Kepri ke Tiongkok dan Amerika itu justru meningkat. Peningkatan ekspor ke Amerika signifikan. Kalau ke Tiongkok memang fluktuasi,” terangnya. (mc/ra)
Post a Comment
Facebook Disqus