/*-- Start Maintenance Template -- */ /*-- Akhir Maintenance Template -- */

Ads (728x90)

Dilihat 0 kali


 

MEDAN, Sumutrealita.com - Selama ini masih banyak anak-anak atau masyarakat, akademisi  umat Islam yang belum terbiasa membaca dan menulis isi ayat ayat Al Qur'an. Karenanya, dalam Musabaqoh Tilawatil Qir'an Nasional XVII Tahun 2018 di Sumatera Utara juga dilaksanakan perlombaan cabang Musabaqoh Menulis Ilmiah Al Qur'an (M2IQ).

Ketua Dewan Hakim M2IQ, Prof. Dr H. Darwis Hude menilai, pentingnya lomba tersebut dilakukan. 
"Dengan lomba diharapkan pemahaman masyarakat untuk membuat ayat ayat Al Qur'an senantiasa berbicara dalam berbagai persoalan umat, bangsa dan negara dan sebagainya. Sehingga Al Qur'an menjadi pedoman dalam kehidupan sehari hari," ujar Prof Darwis, disela lomba, Senin (8/10/2018) di Akademi Pariwisata Gedung Sumekto Djajanegara jl.RS Haji Pancing.
 
Untuk satu tulisan, tiap peserta menulis 10 sampai 15 halaman yang temanya diambil dari hikmah- hikmah Al Qur'an. Tujuannya agar bagaimana menggairahkan masyarakat kaum akademisi menggali ayat ayat Al Qur'an agar tidak disalahgunakan ataupun disalahfahami.
 
"Sementara ada orang yang katanya ayat ayat Al Qur'an mengajarkan perang. Tapi, sesungguhnya Al Qur'an itu memberikan bimbingan, hidayah baik sebagai individu, makhluk sosial, berbangsa dan bernegara. Al Qur'an itu tidak ke kiri dan tidak ke kanan, tidak ekstrim dan tidak radikal. Islam itu moderat," tegasnya.
 
Dirinya berharap, dengan M2IQ ini, semakin banyak insan akademis yang terlatih untuk menulis makalah ilmiah dari ayat ayat Al Qur'an. Karena ayat ayat Al Qur'an itu semakin digali semakin muncul hikmahnya yang luar biasa.
 
"Karena Al Qur'an disebut senantiasa berlaku disemua tempat dan di semua waktu. Persoalannya anak anak kurang terbiasa," ujarnya.
 
Melalui kegiatan lomba M2IQ ini, Prof Darwis juga berharap dapat menjadi sumber motivasi karena banyak orang bisa membaca dan tak bisa menulis atau sebaliknya. Dijelaskannya, ada 3 aspek penilaian yaitu kedalaman kajian Al Qur'an atau bobot materi, bahasa yang mudah difahami masyarakat (ilmiah populer), serta logika berfikir atau alur berfikirnya.
 
Saat penulisan, peserta hanya dibolehkan membawa buku dan jurnal. Tidak dibenarkan membawa tulisan yang belum dipublikasikan apalagi karya sendiri.

"Hanya buku, jurnal yang dibawa. Handphone dan flash disk juga tak boleh dibawa dan ini kita periksa. Untuk Laptop disediakan panitita dan tidak ada koneksi internet," terangnya.

Sementara Kordinator M2IQ, Dr Torang Rambe MAg menambahkan, dengan lomba tersebut menambah budaya literasi umat Islam dalam kemampuan membaca dan menulis.
 
 (R/Naz)

Post a Comment

Disqus