Dilihat 0 kali
MEDAN, Sumutrealita.com - Aqilah Masyrifah Zaber Annisa dan Tsaqila Awal yang berusia 13 tahun, tampil menjadi peserta termuda Musabaqoh Fahmil Qur’an (MFQ) cabang fahm-al’qur’an golongan putri di hari ketiga, Selasa (8/10/2018). Sayang pada musabaqah yang digelar di aula UIN Sumatera Utara ini dua remaja asal Maluku Utara ini tersingkir.
Aqilah dan Annisa, begitu keduanya disapa, merupakan dua sahabat yang sama-sama duduk sebagai siswa kelas II SMP Islam Terpadu di Provinsi Maluku Utara. Keduanya tampil dan berlaga dalam satu grup dengan tim-tim kafilah asal Indonesia Timur lainnya.
Ditemui media usai tersingkir di babak penyisihan grup 14, Aqilah Masyrifah Zaber mengaku tidak kecewa. Mereka justeru senang karena sudah mendapat pengalaman baru selama mengikuti MTQN XXVII khsusunya untuk cabang Fahmil Qur’an di Sumut.
“Ini merupakan event pertama saya di tingkat nasional. Meskipun sebelumnya saya juga sering ikut lomba untuk tingkat provinsi di Maluku Utara dan sekitarnya, namun persiapan kami tahun ini memang sangat minim dan singkat,” ucap remaja penghafal 3 juz Al-Qur’an ini.
Meskipun kalah, Aqilah berharap ke depannya, timnya bisa punya persiapan yang matang. Termasuk banyak melakukan pelatihan dan training center sebelum digelarnya sebuah event pertandingan berskala nasional.
“Mudah-mudahan ini jadi pelajaran untuk persiapan ke depan nanti,” jawabnya.
Sementara itu bagi Annisa Tsaqila, dirinya memang semenjak kecil sudah didik dan dipersiapkan ibunya sekaligus pelatihnya untuk menjadi penghafal cabang ilmu fahmil qur’an.
“Karena pelatihnya adalah ibu saya sendiri, makanya sejak kecil saya sudah dipersiapkan untuk menjadi peserta,” jawab Annisa.
Ditanya tingkat kesulitan soal-soal yang dipertanyakan dewan hakim, Annisa dan Aqilah menyebut penyelenggaraan event MTQN XXVI khusus untuk cabang fahmil qur’an tahun 2018 ini banyak melombakan soal-soal baru. Terutama terkait hadist dan faturrahman.
“Kami belum belajar banyak soal potongan hadist yang dipertanyakan karena ini merupakan pola soal yang masih baru bila dibanding MTQ sebelumnya,” kata Annisa.
(R/Naz)
Meskipun kalah, Aqilah berharap ke depannya, timnya bisa punya persiapan yang matang. Termasuk banyak melakukan pelatihan dan training center sebelum digelarnya sebuah event pertandingan berskala nasional.
“Mudah-mudahan ini jadi pelajaran untuk persiapan ke depan nanti,” jawabnya.
Sementara itu bagi Annisa Tsaqila, dirinya memang semenjak kecil sudah didik dan dipersiapkan ibunya sekaligus pelatihnya untuk menjadi penghafal cabang ilmu fahmil qur’an.
“Karena pelatihnya adalah ibu saya sendiri, makanya sejak kecil saya sudah dipersiapkan untuk menjadi peserta,” jawab Annisa.
Ditanya tingkat kesulitan soal-soal yang dipertanyakan dewan hakim, Annisa dan Aqilah menyebut penyelenggaraan event MTQN XXVI khusus untuk cabang fahmil qur’an tahun 2018 ini banyak melombakan soal-soal baru. Terutama terkait hadist dan faturrahman.
“Kami belum belajar banyak soal potongan hadist yang dipertanyakan karena ini merupakan pola soal yang masih baru bila dibanding MTQ sebelumnya,” kata Annisa.
(R/Naz)
Post a Comment
Facebook Disqus