/*-- Start Maintenance Template -- */ /*-- Akhir Maintenance Template -- */

Ads (728x90)

Dilihat 0 kali


BATAM, Sumutrealita.com - Badan Pengusahaan (BP) Batam menyelenggarakan Bussiness Gathering  dengan tema “Batam Connecting Asia Pasific, Better Business Opportunities” di Hotel Pullman, Jakarta pada Kamis (6/9). 

Kepala BP Batam Lukita Dinarsyah Tuwo dalam kesempatan tersebut mengatakan fokus BP Batam dalam upaya membangun Batam kedepan  ada tiga hal yakni upaya menjadikan Batam sebagai pusat perdagangan dan logistik. 

“Kita punya potensi bandara dengan landasan terpanjang dan dekat sekali dengan pelabuhan laut jadi sangat memudahkan hubungan antara bandara dan laut,” katanya.

Selanjutnya adalah sektor pariwisata. Menurutnya potensi Batam sangat besar untuk menciptakan berbagai destinasi wisata. 

“Batam adalah pintu gerbang ketiga wisata, kita ingin meningkatkan bukan hanya wisatawan mancanegara tapi juga ingin turis domestik yang nantinya juga punya opsi untuk datang ke Batam, potensi itu akan kita dorong lagi” tuturnya. 

Terakhir adalah sektor perawatan dan perbaikan pesawat atau MRO. “Batam memiliki potensi bandara yang besar dimana di disana terdapat fasilitas perawatan armada pesawat terbesar yang mungkin salah satu terbesar di asia yakni Lion,” ucapnya. 

“Ada yang masih maintenance di luar kami ingin semua itu dilakukan di Batam, Batam bagaimana pun lokasinya strategis dan dari sisi biaya baik biaya tanah maupun biaya yg lain juga relatif lebih murah jadi itulah yang kita ingin tawarkan,” imbuhnya. 

Sementara Wakil Menteri Luar Negeri AM Fachir mengharapkan BP Batam dapat menemukan mitra yang dapat bekerjasama secara maksimal untuk megembangkan Batam. 

“Identifikasi negara mana perusahaan apa itu jauh lebih penting dari sekedar presentasi, dengan kegiatan ini harapannya BP Batam harus mencari dan berhasil mengidentifikasi para pelaku yang berpotensi untuk bisa memanfaatkan potensi dari paket yang sudah ditawarkan BP Batam dan bagaimana menjadikan itu komplit,” ucapnya. 

Dalam Forum tersebut juga diisi dengan rangkaian diskusi panel dengan menghadirkan sejumlah narasuber diantaranya Hari Santosa Sungkari Deputi Infrastruktur BeKraf, Edy Putra Irawandi Staff Ali Kemenko Perekonomian RI, Sanny iskandar Staff khusus Kementrian Perindustrian Republik Indonesia, Yusmar Anggadinata Deputi bidang perencanaan dan pengembangan BP Batam, Timothy Lee Young Direktur PT Caterpillar Indonesia, Ryan Willi Asthra PT Kinema Systrans Multimedia. Hadir sejumlah tamu undangan yakni Duta Besar Iran, Dubes Myanmar, Dubes Yaman, Dan Dubes Panama, delegasi negara sahabat serta sejumlah asosiasi asing, perbankan, firma hukum dan perusahaan. 

Pada kesempatan yang sama Kepala BP Batam Lukita Dinarsyah Tuwo juga melakukan penandatanganan kerjasama dengan Kepala Badan Ekonomi Kreatif (BEKRAF) Triawan Munaf tentang Pengembangan Ekonomi Kreatif. 

“Di Batam tentunya kita mulai merintis, ternyata di Batam kulinernya cukup banyak, kita kembangkan kita persiapkan produk kemasan yang bagus yang punya potensi untuk bisa produksi yang banyak,” ujar Kepala BEKRAF Triawan Munaf. 

Ia meyakini dengan kerjasama ini pihaknya sebagai bagian dari pemerintah selalu mendukung dan memberikan fasilitas bagi pelaku UMKM   Batam yang senantiasa ingin menjangkau pasar luar. 

“Selalu yang saya khawatirkan adalah pada saat kita memliki produk bagus tidak mau scale up, tidak mau membesar padalah kesempatan itu ada jadi ada gap antara  kemampuan dan konsistensi dengan tuntutan pasar yang ingin membeli baik di Indonesia maupun luar negeri nah ini perlu kita jembatani dan perbaiki. Scalling up adalah penting walaupun hanya sekedar kerupuk,” pungkasnya. 

Senada dengan itu, Lukita menyampaikan tujuan dilakukan MoU adalah menjadikan BEKRAF sebagi mitra kerja bersama dalam mendorong kualitas dan kuantitas produk UMKM di Batam.

“MoU ini sangat penting karena sebagai upaya mendorong ekspor maupun wisata. Kita tau Badan Ekonomi Kreatif berada paling depan selain Kemenpar, nah kami di Batam betul-betul ingin meningkatkan kapasitas ekonomi kreatif yang ada di Batam, sebagian memang sudah maju seperti Kinema sudah Internasional tetapi ketika kita bicara soal kuliner ataupun kerajinan tangan itu kelihatannya perlu pengembangan kreasi kreatifitas, kalau kita lihat Bandung Bali Jogja itu kreatifitasnya sudah banyak dari masyarakatnya,” jelasnya. 

Lebih lanjut ia menjelaskan “adanya peningkatan kapasitas SDM disamping juga tadi kami tawarkan fasilitas yg ada di Batam untuk keperluan ekspor, kita ingin produk ekonomi kreatif yang dihasilkan bernilai tinggi melihat keberagaman nusantara di Batam kita paketkan yang ada di batam ini, nah tentu kita ingin jadikan Batam sebagai pusat logistik bagi pengiriman hasil ekonomi kreatif di Indonesia,” harapnya. 

(Humas BP Batam)

Post a Comment

Disqus