Dilihat 0 kali
TANJUNGPINANG, Sumutrealita.com – Hutan Mangrove Sei Carang merupakan salah satu wisata Mangrove di Kota Tanjungpinang. Mangrove Sei Carang ini lokasinya sangat dekat dengan Jembatan Gugus atau yang biasa disebut oleh masyarakat setempat sebagai jembatan rumah sakit.
Mangrove Sei Carang ini diresmikan pada tahun 2010 lalu, selain untuk menjaga dan melestarikan keberadaan hutan bakau, tujuan lain didirikannya wisata alam ini adalah untuk menarik minat wisatawan terhadap hutan bakau itu sendiri.
Kepesonaan Mangrove Sei Carang saat ini sudah berkurang lantaran hutan bakaunya sudah mulai gundul ditebangi oleh orang orang yang tidak bertanggung jawab. Hal ini disebabkan kurangnya perhatian Pemko Tanjungpinang dan tidak adanya kesadaran masyarakat untuk menjaga kelestarian pesona Mangrove Sei Carang itu.
Sobri salah seorang warga kota Tanjungpinang saat ditemui pada Kamis (12/7/2018) ketika sedang menikmati pesona hutan Mangrove Sei Carang itu di jembatan Gugus mengaku sangat prihatin lantaran hutan bakau itu kini sudah mulai gundul ditebangi oleh orang yang tidak bertanggung jawab.
" Mengapalah orang tega menebangi hutan Mangrove itu hingga gundul,” katanya dengan mimik wajah sedih.
Padahal, lanjutnya, pohon – pohon bakau itu berfungsi untuk menjaga dari ombak yang menerjang juga arus tinggi. Selain itu membuat terumbu karang dapat tumbuh subur sehingga ikan- ikan di laut itu dapat berkembang.
Sesuai amanah dari Undang-undang pasal 50 huruf a, b dan c jo dan pasal 78 ayat 1 dan 2 Undang –Undang nomor 41 tahun 1999 menegaskan jika merusak hutan seperti hutan mangrove itu diancam kurungan penjara selama 10 tahun.
Namun, katanya, masih ada saja orang yang berani menebang hutan mangrove itu apalagi hutan tersebut selalu diperhatikan orang jika melintas di jembatan Gugus dan merupakan salah satu hutan wisata Mangrove di Kota Tanjungpinang yang kerap dijadikan masyarakat sebagai tempat rekreasi.
Ia mengharapkan instansi terkait dapat bertindak tegas agar pohon bakau di hutan mangrove itu tidak gundul.
(RN/Jefri)
Padahal, lanjutnya, pohon – pohon bakau itu berfungsi untuk menjaga dari ombak yang menerjang juga arus tinggi. Selain itu membuat terumbu karang dapat tumbuh subur sehingga ikan- ikan di laut itu dapat berkembang.
Sesuai amanah dari Undang-undang pasal 50 huruf a, b dan c jo dan pasal 78 ayat 1 dan 2 Undang –Undang nomor 41 tahun 1999 menegaskan jika merusak hutan seperti hutan mangrove itu diancam kurungan penjara selama 10 tahun.
Namun, katanya, masih ada saja orang yang berani menebang hutan mangrove itu apalagi hutan tersebut selalu diperhatikan orang jika melintas di jembatan Gugus dan merupakan salah satu hutan wisata Mangrove di Kota Tanjungpinang yang kerap dijadikan masyarakat sebagai tempat rekreasi.
Ia mengharapkan instansi terkait dapat bertindak tegas agar pohon bakau di hutan mangrove itu tidak gundul.
(RN/Jefri)
Post a Comment
Facebook Disqus