Dilihat 0 kali
Jalan Di Desa Silomlom Yang Rusak Parah (Fhoto : Bawadi/sumutrealita.com) |
ASAHAN, Sumutrealita.com- Camat Simpang Empat, Asahan, Ermansyah membantah tudingan sejumlah masyarakat yang menyebutkan Pemkab Asahan tutup mata terkait rusaknya lapen jalan di desa Silomlom lantaran ia telah melaporkan bobroknya kualitas proyek Lapen tersebut kepada bupati Asahan, Drs Taufan Gama Simatupang.MAP.
" Kami sudah menindak lanjuti, dengan cara melaporkan kepada Bupati. Semua kan ada aturannya kita tunggu bagaimana kelanjutan laporannya," ujar Camat Simpang Empat, Asahan, Ermansyah
Lapen jalan di desa Silomlom Kecamatan Simpang Empat Kabupaten Asahan, propinsi Sumatera Utara ini baru dibangun lima bulan yang lalu namun kondisi jalan tersebut sudah rusak parah disinyalir pengerjaan proyek tersebut menyalahi bestek.
Pantauan dilapangan jalan tersebut kini hanya tinggal tanah dan berlubang sepanjang hampir 3 meter lantaran kerikilnya sudah retak dan terbawa arus hujan. Rusaknya jalan ini membuat warga setempat resah lantaran jalan berlubang ini jika si pengendara tidak hati hati bisa terjatuh khususnya pengendara kendaraan roda dua.
Warga setempat mengharapkan agar ke depan Pemkab Asahan lebih selektif memilih rekanan. Selain dinilai tak selektif memilih rekanan, Pemkab Asahan juga terkesan tutup mata melihat kupak kapiknya lapen tersebut. Padahal menurut Kepala Desa (Kades) Silomlom, Indra Yustika menyebutkan dana perawatan jalan tersebut cukup tinggi.
" Setahu saya dana perawatan lapen sepanjang 230 meter itu ada dan sejauh ini perbaikannya belum di lakukan oleh pihak Pemkab Asahan atau rekanannya,” Kata Indra Yustika Kamis (8/6/2017).
Ia menyebutkan, belum lama ini pihak Kejaksaan Negeri Kisaran telah mengecek lapen yang di duga menyalahi bestek itu.
“Kemarin pihak Kejaksaan Negeri Kisaran dan pihak UPT PU kecamatan datang meninjaunya namun saya lihat hanya cek cek doang tak ada solusi," kata Indra Yustika.
Ia mengakui bahwa dialah orang yang pertama yang tidak setuju untuk menandatangani berita acara penyerahan pengerjaan Lapen yang menelan biaya ratusan juta rupiah.
“Saya orang pertama pak yang tidak setuju untuk tidak menanda tangani berita acara penyerahan pengerjaan lapen itu,” jelasnya
Indra Yustika dan warga Silomlom lainnya mengharapkan agar instansi terkait dapat bertindak dan menyikapinya serta memperbaiki jalan tersebut lantaran jalan itu merupakan akses keluar masuk warga Silomlom.
(Bawadi Sitorus)
" Kami sudah menindak lanjuti, dengan cara melaporkan kepada Bupati. Semua kan ada aturannya kita tunggu bagaimana kelanjutan laporannya," ujar Camat Simpang Empat, Asahan, Ermansyah
Lapen jalan di desa Silomlom Kecamatan Simpang Empat Kabupaten Asahan, propinsi Sumatera Utara ini baru dibangun lima bulan yang lalu namun kondisi jalan tersebut sudah rusak parah disinyalir pengerjaan proyek tersebut menyalahi bestek.
Pantauan dilapangan jalan tersebut kini hanya tinggal tanah dan berlubang sepanjang hampir 3 meter lantaran kerikilnya sudah retak dan terbawa arus hujan. Rusaknya jalan ini membuat warga setempat resah lantaran jalan berlubang ini jika si pengendara tidak hati hati bisa terjatuh khususnya pengendara kendaraan roda dua.
Warga setempat mengharapkan agar ke depan Pemkab Asahan lebih selektif memilih rekanan. Selain dinilai tak selektif memilih rekanan, Pemkab Asahan juga terkesan tutup mata melihat kupak kapiknya lapen tersebut. Padahal menurut Kepala Desa (Kades) Silomlom, Indra Yustika menyebutkan dana perawatan jalan tersebut cukup tinggi.
" Setahu saya dana perawatan lapen sepanjang 230 meter itu ada dan sejauh ini perbaikannya belum di lakukan oleh pihak Pemkab Asahan atau rekanannya,” Kata Indra Yustika Kamis (8/6/2017).
Ia menyebutkan, belum lama ini pihak Kejaksaan Negeri Kisaran telah mengecek lapen yang di duga menyalahi bestek itu.
“Kemarin pihak Kejaksaan Negeri Kisaran dan pihak UPT PU kecamatan datang meninjaunya namun saya lihat hanya cek cek doang tak ada solusi," kata Indra Yustika.
Ia mengakui bahwa dialah orang yang pertama yang tidak setuju untuk menandatangani berita acara penyerahan pengerjaan Lapen yang menelan biaya ratusan juta rupiah.
“Saya orang pertama pak yang tidak setuju untuk tidak menanda tangani berita acara penyerahan pengerjaan lapen itu,” jelasnya
Indra Yustika dan warga Silomlom lainnya mengharapkan agar instansi terkait dapat bertindak dan menyikapinya serta memperbaiki jalan tersebut lantaran jalan itu merupakan akses keluar masuk warga Silomlom.
(Bawadi Sitorus)
Post a Comment
Facebook Disqus