Dilihat 0 kali
Puluhan Limbah Batok Kelapa Di Sei Lekop (Fhoto : Istimewa) |
BATAM, Gerbanglingga.com – Komisi III DPRD kota Batam telah menggelar sidak ke kelurahan Sei Lekop, kecamatan Sagulung untuk meninjau tumpukan puluhan batok kelapa yang menumpuk di lahan kosong tepatnya di depan PT Citra Beton. Tumpukan batok kelapa itu diduga keras milik PT Duta Logistik Asia perusahaan yang berdomisili di Sekupang, Batam.
Menurut anggota Komisi III DPRD Batam, Eki Kurniawan yang mengaku ikut melakukan sidak mengatakan bahwa ketika hendak masuk mereka awalnya dilarang petugas untuk masuk ke dalam.
“Awalnya kami tidak diperbolehkan masuk ke dalam perusahaan itu untuk melihat tumpukan batok kelapa yang mereka timbun,”kata Eki Kurniawan saat ditemui di kantor DPRD Batam, di jalan Engku Putri, Batam Centre, Batam, Rabu (5/4/2017).
Ia mengaku sempat sedikit emosi lantaran tidak diperbolehkan masuk ke dalam dan sempat berdebat dengan petugas perusahaan yang tidak memiliki papan plang nama tersebut.
“Saya sempat agak emosi lantaran tidak diperkenankan masuk, namun saya menyebutkan ngak apa apa jika tidak diperbolehkan masuk kami akan pulang,” kata Eki.
Setelah berdebat cukup lama mereka akhirnya diperkenankan masuk namun hanya diperkenankan masuk di ruang receptionis saja.
“Kami memang dikasi masuk tetapi hanya di ruang receptionis saja,” jelas Eki.
Menurut Eki timbunan puluhan ton batok kelapa itu, jika hujan air limbahnya disinyalir jika mengalir ke laut akan merusak ekosistem laut yang berada disekitar lokasi tersebut. Namun Eki tidak menjelaskan dengan secara akurat sejauh mana kerusakan ekosistem laut yang berada tidak jauh dari lokasi itu.
Walau telah menggelar sidak, Eki Kurniawan tidak menjelaskan apa sikap dan tindakan komisi III DPRD Batam terhadap perusahaan itu.
“Kita belum mengambil sikap dan tindakan terhadap perusahaan itu, tunggu dululah nanti tunggu datang ketua Komisi III DPRD Batam, Nyangnyang Harris Pratimura dari luar kota,” kata Eki sambil berlalu menuju mobilnya.
Menurut informasi yang dihimpun lokasi tumpukan kelapa itu merupakan lahan kawasan industry dan terhindar dari pemukiman resmi. Namun di lokasi tersebut banyak bangunan rumah liar.
Limbah-limbah batok kelapa itu akan dijadikan arang. Sedangkan sisa kelapa yang ada didalam batok tersebut dijadikan minyak. Sementara tumpukan batok kelapa yang masih basah itu mengundang banyak lalat dan mengeluarkan aroma yang tidak sedap hingga ke pemukiman warga di Sei Lekop tersebut.
Bahkan warung makanan disekitar perusahaan itu sering didatangi lalat sehingga mengganggu kenyaman pelanggannya untuk makan, rumah makan itu menjadi sepi.(IK/tim/red)
Post a Comment
Facebook Disqus